PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sekarang ini banyak sekali bahan pangan yang mudah sekali
kadaluarsa atau tidak layak dikonsumsi lagi. Bahan
pagan tersebut diantaranya adalah roti. Sebagai salah satu makanan yang mengandung
tingkat karbohidrat tinggi dan seringkali dijadikan pengganti nasi di Indonesia
maupun di Negara-negara lain yang banyak menjadikan nasi sebagai bahan makanan
utama, roti dianggap sebagai alternative konsumsi karbohidrat yang rendah
glukosa dan tidak menyebabkan diabetes dini.
Oleh karena itu banyak sekali ibu rumah tangga atau masyarakat
umum yang membeli roti dalam jumlah banyak yang diinginkan dapat dijadikan
persediaan makanan di rumahnya. Akan tetapi ketahanan sebuah roti tidak bisa
lebih dari sepekan atau bahkan tiga hari lamanya. Itu sebabnya penampilan roti
cepat sekali berubah. Yang mulanya memiliki warna seputih susu, berubah menjadi
berbintik hitam hingga ditumbuhi jamur. Karena penampilan roti berubah
seekstrim itu, maka roti sudah tak layak konsumsi lagi.
Namun ada beberapa pihak yang tidak terlalu memperhatikan apa
yang dimakannya, sehingga pada awal kadaluarsanya roti, mereka tidak mengetahui
ciri ciri terjadinya pertumbuhan jamur pada roti yang sudah tak layak konsumsi
lagi. Karena itu mereka seringkali memakan makanan yang malah mendatangkan
banyak penyakit. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan dan juga
memprihatinkan.
Peristiwa ini merupakan salah satu masalah yang harus segera
diatasi. Janganlah sampai dibiarkan terus menerus dan kian berlarut. Hingga
pada akhirnya mendatangkan akibat yang menumpuk di kemudian hari. Oleh sebab
itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba meneliti apa saja yang
seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini dapat terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah kami,
sebagai berikut :
1.
Apa yang terjadi
dengan roti yang telah diletakan pada masing-masing perlakuan yang berbeda,
antara lain, yaitu : di dalam kulkas (freezer), di tempat terbuka (di ruangan
biasa dengan suhu dan kelembapan udara dan kondisi di sekitarnya yang biasa),
di tempat basah (di dalam kamar mandi), dan di tempat yang terkena panas
matahari (di jemur) ?
2.
Adakah pengaruh suhu,
kelembapan udara dan cahaya matahari terhadap pembusukan roti?
3.
Apa solusi yang harus
dilakukan saat perjamuran tengah berlangsung?
4.
Apa solusi agar roti
(makanan) tidak mudah kadaluarsa (basi)?
1.3 Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan kami
dalam membuat makalh ini adalah sebagai berikut :
- Mengetahui
ciri-ciri roti yang kadaluarsa, solusi serta cara mencegah timbulnya
penyakit akibat mengonsumsi roti tak layak konsumsi lagi.
- Mengetahui
informasi melalui penelitian yang terncana dan sistematis.
- Mengetahui
cara melakukan penelitian dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah
yang sistematis.
4.
Membantu masyarakat mengenali tanda-tanda
makanan (terutama roti) yang telah kadaluasa.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat
melakukan pendekatan belajar dengan ilmu sains. => Bagi si peneliti.
2. Mendapatkan informasi-informasi yang kami masih belum ketahui
sebelumnya. => Manfaat bagi si peneliti.
3. Mengatahui cirri-ciri makanan (terutama roti) yang telah
kadaluarsa => Bagi si peneliti dan masyarakat.
4. Mengetahui cara dan langkah metode ilmiah (penelitian) yang baik
dan bear. => Bagi si peneliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Roti merupakan salah satu bentuk makanan
pokok yang cukup diminati masyarakat Indonesia. Sebagai contoh roti tawar
ataupun sejenis roti basah yang seringdikonsumsi oleh sebagian masyarakat
Indonesia khususnya yang tinggal diwilayah perkotaan. Umumnya mereka memiliki
roti karena roti dapat dijadikan makanan alternatif pengganti nasi. Selain itu
roti merupakan makanan instan yang siap saji (Rachel Ray, 2004).
Secara garis besar produk bakery bisa dikelompokkan menjadi
kelompok roti dan kelompok biskuit. Produk roti mempunyai struktur
berongga-ronga dan dikembangkan dengan ragi roti dan produk akhirnya bersifat
plastis, elastis karena kadar air tinggi. Produk biskuit terdiri dari berbagai
bentuk dan mempunyai struktur lebih padat dengan tektur mulai dari rapuh atau
renyah sampai relatif keras, serta kadar airnya rendah sehingga lebih awet dari
pada roti (Anonim,2006).
Selain kedua kelompok bakery tersebut ada jenis lain yaitu cake,
yang merupakan produk hasil pemanggangan yang dikembangkan dengan pengembang
kimia. Sel-sel udara yang terbentuk dihasilkan dengan cara pengocokan (terutama
putih telur) yang menyebabkan udara terperangkapdalam adonan, serta adanya
pembentukan gas dari bahan pengembang danterbentuk uap air pada waktu
pemanggangan (Anonim, 2004).
Produk lain yang dibuat dari terigu adalah donat. Produk ini
berbeda dengan produk-produk bakery lainnya karena pada tahap akhir proses
pembuatannya tidak dipanggang, melainkan digoreng. Donat mengembangkarena ragi
roti, juga akibat terbentuknya gas dari bahan pengembang dan uapair pada waktu
penggorengan (Anonim5, 2009).
Berdasarkan formulasi adonan roti dapat dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu adonan roti manis, roti tawar dan adonan soft rolls. Adonan roti
manis dalah adonan yang dibuat dari formulasi yang banyak menggunakan gula,
lemak dan telur. Adonan roti tawar adalah adonan roti yang mengunakan sedikit
tanpa gula, susu skim dan lemak. Sedangkan adonan soft roll adalahadonan roti
yang dibuat dari formula yang menggunakan gula dan lemak relatif lebih
banyak dari adonan roti tawar (Anonim, 2000).
Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam
penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yangdigunakan
mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang
dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk bakery
sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang digunakan
dalam pembuatannya. Variasi produk ini diperlukan untuk memenuhi adanya variasi
selera dan daya beli konsumen (Auinger-pfund, 1999).
Setiap bahan juga mempunyai karakteristik fisik, kimia dan
mekanik yang berbeda, demikian juga perubahan sifat-sifat tersebut akibat
pengolahan mungkin berbeda. Oleh karena itu sebelum mengetahui cara pembuatan
roti, terlebih dahulu mengenal jenis bahan yang akan digunakan, fungsi dalam
pembuatan roti serta sifat-sifat yang dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui
untuk bisa memilih bahan secara ekonomis dan mengendalikan mutu produk
sesuai dengan keinginan (Buckle, 1985).
Pembusukan atau dekomposisi merupakan
salah satu perubahan secara kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat
mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh decomposer (termasuk semut, belatung, bakteri dan jamur).
Suatu jenis
regenerasi baru growth substance sinteisis yang disebut morfaktin telah
ditemukan dan diaplikasikan untuk mencegah kehilangan berat secara fisiologi pada
pasca panen, kerusakan karena kapang, pemecahan klorofil serta hilangnya
kerenyahan buah. Scott Dkk(1982) melaporkan bahwa terjadinya browing,
kehilangan berat dan pembusukan buah leci dapat dikurangi bila buah-buahan
tersebut direndam dalam larutan binomial hangat (0.05%520C)
selama 2 menit segara diikuti dengan pemanasan PVC(PoliVenil
Klorida) dengan Ketebalan 0.001 mm.
makanan-serta-permasalahannya/
Pembusukan
makanan adalah rusaknya nilai gizi, tekstur, serta rasa dari makanan sehingga
tidak layak dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan.
Bahan
makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber
makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan
dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan
secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuham
mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau
kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak
dikonsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Bahan
pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan
mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular
yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau TBC, mudah tersebar
melalui bahan makanan.
Sumber : http://lilyayu3.blogspot.com/2012/09/bakteri-perusak-makanan.html
2.2 Perumusan Hipotesis
( Hipotesis nol ) : Ketidak adanya pengaruh suhu,
kelembapan udara,
Penjamuran terhadap pembusukan pada
roti.
( Hipotesis Alternatif ): Adanya pengaruh suhu,
kelembapan udara, penjamuran
Terhadap pembusukan pada roti.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian
Variabel
Bebas : Suhu, Kelembapan
Udara, Penjamuran.
Variable Terikat : Roti.
Veriabel Kontrol : Mikroorganisme.
Variabel Pengganggu : Organisme/Individu.
3.2
Rancangan Penelitian
Perlakuan
1 : Ditempat lembab(Dikamar Mandi).
Perlakuan 2 : Ditempat panas(Terkena
sinar matahari).
Perlakuan 3 : Didalam lemari(Tempat
terbuka), yang masih didalam pelastik.
Perlakuan 4 : Didalam
kulkas(Freezer).
3.3
Sasaran Penelitian
Pupulasi
: Kumpulan Roti.
Sampel : Roti.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Mega Asri 2 Blok E2 No.40
Waktu : Hari Selasa Pukul 10.15 WIB
3.4 Instrumen Alat dan Bahan
Alat :
·
Wadah peletakan roti (piring/mangkuk)
·
Tempat peletakan bahan (sesuai dengan perlakuan masing-masing,
misalnya di kulkas, di terik matahari, di tempat basah (kamar mandi), dll).
Bahan :
·
Roti 1 bungkus (sisanya bias dimakan)
3.6 Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan semua bahan-bahan dan alat yang diperlukan.
2.
Meletakan sempel pada wadah yang telah ditentukan.
3.
Menfoto sempel,bahan, alat, dan bukti kehadiran semua anggota
keompok.
4.
Meletakan sempel sesuai
perlakuan-perlakuan masing-masing yang berbeda-beda.
5.
Melihat(mencatat) perubahan-perubahan yang terjadi dengan sempel
dalam jangka waktu 4 hari.
3.7
Rencana Analisis Data
Perlakuan
|
Ciri Yang Diamati
|
Pengamatan per-Hari
|
Hari 1
|
Hari 2
|
Hari 3
|
Hari 4
|
Perlakuan 1
|
1. Tekstur
|
-Tekstur roti masih bagus
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti mulai lembek (terisi air).
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
-Tekstur roti mulai lembek (terisi air).
-Bentuk roti mulai tidak utuh.
-Mulai terjadi penjamuran.
-Warna mulai memutih.
|
-Tekstur roti sudah Sengat lembut.
-Bentuk roti sudah tidak beraturan, karena
terisi air.
-Penjamuran hamper menjalar keseluruh bagian
roti.
-Warna sudah benar-benar putih.
|
2. Bentuk
|
3. Penjamuaran
4. Warna
|
|
Perlakuan 2
|
1. Tekstur
|
-Tekstur roti masih bagus
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti mulai kering.
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti mulai mengering.
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti sudah mengering.
-Bentuk roti mulai mengecil.
-Mulai terjadi penjamuran.
-Warna mulai menjadi putih.
|
2. Bentuk
|
3. Penjamuaran
4. Warna
|
|
Perlakuan 3
|
1. Tekstur
|
- Tekstur roti masih bagus
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti masih bagus.
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti mulai lembut dan
sedikit lembek.
-Bentuk roti masih utuh.
-Mulai terjadi penjamuran.
-Warna sudah mulai berubah orange.
|
- Tekstur roti lembut dan sedikit
lembek.
-Bentuk roti masih utuh.
-Hampir semua bagian roti mengalamai
penjamuran.
-Warna mulai berubah orange kehijau-hijauan.
|
2. Bentuk
|
3. Penjamuaran
4. Warna
|
|
Perlakuan 4
|
1. Tekstur
|
-Tekstur roti masih bagus
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti mulai mengeras.
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti mengeras.
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna mulai putih.
|
- Tekstur roti mengeras.
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna mulai putih.
|
2. Bentuk
|
3. Penjamuaran
4. Warna
|
|
BAB IV
DATA DAN
PEMBAHASAN
4.1 Interprestasi Data
Hari Pertama :
·
Perlakuan 1 (di
keadaan lembap/di kamar mandi)
Warna :
Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur : bagian
atas roti mengering dan di bawahnya tidak mengalami
Perubahan.
·
Perlakuan 2 (ditempat
panas/terkena terik matahari)
Warna :
Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran : Roti
tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk : Bentuknya mengecil.
Tekstur : Roti mongering di seluruh bagian.
·
Perlakuan 3 (di dalam
lemari/tempat terbuka)
Warna : Masih putih(tidak mengalami
perubahan).
Penjamuran : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Bentuknya mengecil.
Tekstur : Roti mongering di seluruh bagian.
·
Perlakuan 4 (di
kulkas/Freezer)
Warna : Masih putih(tidak mengalami
perubahan).
Penjamuran : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Bentuknya tetap/tidak mengalami
perubahan.
Tekstur : Roti tidak mengalami
perubahan/tetap lembut.
Waktu penelitian :
18.00 WIB Rabu, 17 September 2014.
Hari Kedua :
·
Perlakuan 1 (di keadaan
lembap/di kamar mandi)
Warna : Agak menguning(Terjadi perubahan).
Penjamuran : Roti tidak
mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk : Mengecil(Terjadi perubahan)
Tekstur : Roti menjadi kering.
·
Perlakuan 2 (ditempat
panas/terkena terik matahari)
Warna : Masih putih(tidak mengalami
perubahan).
Penjamuran : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Semakin mengecil.
Tekstur : Mengering.
·
Perlakuan 3 (didalam
lemari/tempat terbuka)
Warna : Agak menguning dan kehijau-hijauan.
Penjamuran : Roti belum mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur : Masih lembut(tidak mengalami
perubahan).
·
Perlakuan 4 (di
kulkas/Freezer)
Warna : Masih putih(tidak mengalami
perubahan).
Penjamuran : Roti belum mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur : Roti tetap lembut(tidak mengalami
perubahan).
Waktu penelitian : 17.50 WIB Kamis, 18 September 2014.
Hari Ketiga :
·
Perlakuan 1 (di
keadaan lembap/di kamar mandi)
Warna : Agak menguning(Terjadi perubahan).
Penjamuran : Roti belum mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : semakin mengecil(Terjadi
perubahan)
Tekstur : Roti
menjadi kering.
·
Perlakuan 2 (ditempat
panas/terkena terik matahari)
Warna : Putih (terjadi perubahan warna)
Penjamuran : Roti belum mengalami penjamuran (tumbuh
jamur).
Bentuk : Semakin mengecil(Terjadi
perubahan)
Tekstur : Roti menjadi kering.
·
Perlakuan 3 (didalam
lemari/tempat terbuka)
Warna : Agak
menguning dan kehijau-hijauan.
Penjamuran : Mulai
mengalami penjamuran.
Bentuk : Tidak
mengalami perubahan bentuk.
Tekstur : Masih
lembut(tidak mengalami perubahan).
·
Perlakuan 4 (di
kulkas/Freezer)
Warna : Masih putih(tidak mengalami
perubahan).
Penjamuran : Roti belum mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur : Roti tetap lembut(tidak mengalami
perubahan), dan pinggiran roti
Membeku.
Waktu penelitian : 18.05 WIB Jum’at, 19 September 2014.
Hari Keempat :
·
Perlakuan 1 (di
keadaan lembap/di kamar mandi)
Warna : Agak menguning(Terjadi perubahan).
Penjamuran : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Semakin mengecil(Terjadi
perubahan)
Tekstur : Roti menjadi kering.
·
Perlakuan 2 (ditempat
panas/terkena terik matahari)
Warna : Semakin putih (terjadi perubahan
warna)/ seperti kerupuk.
Penjamuran : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Semakin mengecil(Terjadi
perubahan)
Tekstur : Roti menjadi kering.
·
Perlakuan 3 (didalam
lemari/tempat terbuka)
Warna : Mulai berubah menjadi orange.
Penjamuran : Sudah hampir setengah bagian roti mengalami
penjamuran.
Bentuk : Agak mengecil.
Tekstur : Mengeras (terjadi perubahan).
·
Perlakuan 4 (di kulkas/Freezer)
Warna : Masih putih(tidak mengalami
perubahan).
Penjamuran : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh
jamur).
Bentuk : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur : Roti tetap lembut(tidak mengalami
perubahan), dan pinggiran roti
Membeku.
Waktu penelitian : 17.55 WIB Sabtu, 18 September 2014.
Perlakuan
|
Ciri Yang Diamati
|
Pengamatan per-Hari
|
Hari 1
|
Hari 2
|
Hari 3
|
Hari 4
|
Perlakuan 1
|
1. Tekstur
|
-Bagian atas roti mongering dengan bagian
bawah tidak mengalami perubahan.
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti mengering.
-Bentuk roti mengecil.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warnanya agak kekunig-kuningan.
|
-Tekstur roti semakin kering.
-Bentuk roti semakin mengecil.
-Mulai terjadi penjamuran.
-Warna semakin menguning.
|
-Tekstur roti sudah Sengat lembut.
-Bentuk roti sudah tidak beraturan, karena
terisi air.
-Penjamuran hamper menjalar keseluruh bagian
roti.
-Warna sudah benar-benar putih.
|
2. Bentuk
|
3. Penjamuaran
4. Warna
|
|
Perlakuan 2
|
1. Tekstur
|
-Roti mengering di seluruh bagian.
-Bentuk roti mengecil.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti mengering.
-Bentuk roti semakin kecil.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti mengering.
-Bentuk roti semakin kecil.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna menjadi sangat putih.
|
- Tekstur roti sudah mengering.
-Bentuk roti mulai mengecil.
-Mulai terjadi penjamuran.
-Warna mulai menjadi putih.
|
2. Bentuk
|
3. Penjamuaran
4. Warna
|
|
Perlakuan 3
|
1. Tekstur
|
-Roti mengering di seluruh bagian.
-Bentuk roti mengecil.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
- Tekstur roti masih bagus.
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warnanya agak
menguning dan kehijau-hijauan.
|
- Tekstur roti mulai lembut dan
sedikit lembek.
-Bentuk roti masih utuh.
-Mulai terjadi penjamuran.
-Warna sudah mulai berubah orange dan kehijau-hijauan.
|
- Tekstur roti lembut dan sedikit
lembek.
-Bentuk roti masih utuh.
-Hampir semua bagian roti mengalamai
penjamuran.
-Warna mulai berubah orange kehijau-hijauan.
|
2. Bentuk
|
3. Penjamuaran
4. Warna
|
|
Perlakuan 4
|
1. Tekstur
|
-Tekstur roti masih bagus
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
-Tekstur roti masih bagus
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
-Tekstur roti masih bagus
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
-Tekstur roti masih bagus
-Bentuk roti masih utuh.
-Belum terjadi penjamuran.
-Warna masih putih vanilla.
|
2. Bentuk
|
3. Penjamuaran
4. Warna
|
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil
penelitian yang dapat kita lihat bersama, bahwa dapat kita bahas dan sekaligus
simpulkan ialah dari apa yang selama ini kita pikirkan(logika) dengan
kenyataannya sedikit berbeda misalnya saja jika kita perhitungkan(logika) pastinnya
roti yang dalam keadaan lembap akan sangat cepat tumbuhnya jamur, namun, itu
tidak sepunuhnya benar yaitu ketika keadaan di seita rotinya terlalu
lembap(hamper semuanya basah) maka pembusukan malah akan tertahan(lambat).
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
Roti yang disimpan
pada kulkas akan lebih tahan lama. Sedangkan penyimpanan roti pada tempat
penyimpanan yang terbuka, umur roti tidak akan terlalu bertahan lama. Roti akan
bertahan lama jika roti disimpan dalam plastic (perlakuan 3).
Apabila roti yang disimpan
tidak dalam keadaan kering atau lembab, maka roti akan lebih cepat berjamur dan
tidak layak konsumsi lagi dalam jangka waktu yang lebih cepat. Namun proses
penjamuran akan terjadi lebih lamban apabila roti yang lembab disimpan dalam
kulkas. Akan tetapi roti tersebut tetap tidak layak konsumsi, karena air yang
membuat roti lembab membuat rasa pada roti cepat berubah menjadi apak kemudian
asam.
5.2 Saran
Berkenaan dengan cepatnya umur roti berakhir, sedangkan roti
adalah alternatif pemenuhan karbohidrat selain nasi, maka diperlukan untuk
mengetahui cara mencegah penjamuran pada roti berlangsung secepat biasanya dan
mengetahui ciri-ciri pembusukan roti.
Ketahuilah
bahwa ciri-ciri roti yang layak konsumsi adalah sebagai berikut :
·
Memiliki warna yang bersih seputih susu dengan sedikit warna
vanilla.
·
Berbau seperti campuran susu dan margarine.
·
Memiliki tekstur yang lembut dan tidak keras.
·
Tidak berjamur pada permukaan roti.
·
Memiliki bentuk yang ideal.
·
Rasanya tidak asam.
·
Berbau roti.
Berikut
adalah cara mencegah penjamuran pada roti :
·
Simpan roti dalam kulkas atau lemari pendingin.
·
Jika ingin umur roti lebih lama lagi, letakkan roti di dalam
plastik atau wadah
Tertutup yang lain.
·
Simpan roti dalam keadaan kering, tidak basah dan tidak lembab.
·
Belilah roti yang baru keluar dari oven.
Berikut
adalah saran apabila roti telah berjamur, antara lain :
·
Jangan membeli roti tersebut.
·
Jangan mencoba mengolah lagi roti yang sudah tidak layak
konsumsi kemudian
Dimakan Lagi.
·
Membuang roti tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://lilyayu3.blogspot.com/2012/09/bakteri-perusak-makanan.html