Posted by : Unknown Minggu, 15 November 2015
Tag :


BAB I
 PENDAHULUAN


1.1      Latar Belakang

Sekarang ini banyak sekali bahan pangan yang mudah sekali kadaluarsa atau tidak layak dikonsumsi lagi. Bahan pagan tersebut diantaranya adalah roti. Sebagai salah satu makanan yang mengandung tingkat karbohidrat tinggi dan seringkali dijadikan pengganti nasi di Indonesia maupun di Negara-negara lain yang banyak menjadikan nasi sebagai bahan makanan utama, roti dianggap sebagai alternative konsumsi karbohidrat yang rendah glukosa dan tidak menyebabkan diabetes dini.

Oleh karena itu banyak sekali ibu rumah tangga atau masyarakat umum yang membeli roti dalam jumlah banyak yang diinginkan dapat dijadikan persediaan makanan di rumahnya. Akan tetapi ketahanan sebuah roti tidak bisa lebih dari sepekan atau bahkan tiga hari lamanya. Itu sebabnya penampilan roti cepat sekali berubah. Yang mulanya memiliki warna seputih susu, berubah menjadi berbintik hitam hingga ditumbuhi jamur. Karena penampilan roti berubah seekstrim itu, maka roti sudah tak layak konsumsi lagi.

Namun ada beberapa pihak yang tidak terlalu memperhatikan apa yang dimakannya, sehingga pada awal kadaluarsanya roti, mereka tidak mengetahui ciri ciri terjadinya pertumbuhan jamur pada roti yang sudah tak layak konsumsi lagi. Karena itu mereka seringkali memakan makanan yang malah mendatangkan banyak penyakit. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan dan juga memprihatinkan.

Peristiwa ini merupakan salah satu masalah yang harus segera diatasi. Janganlah sampai dibiarkan terus menerus dan kian berlarut. Hingga pada akhirnya mendatangkan akibat yang menumpuk di kemudian hari. Oleh sebab itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba meneliti apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini dapat terjadi.


1.2      Rumusan Masalah

Rumusan masalah kami, sebagai berikut :
1.       Apa yang terjadi dengan roti yang telah diletakan pada masing-masing perlakuan yang berbeda, antara lain, yaitu : di dalam kulkas (freezer), di tempat terbuka (di ruangan biasa dengan suhu dan kelembapan udara dan kondisi di sekitarnya yang biasa), di tempat basah (di dalam kamar mandi), dan di tempat yang terkena panas matahari (di jemur) ?
2.       Adakah pengaruh suhu, kelembapan udara dan cahaya matahari terhadap pembusukan roti?
3.       Apa solusi yang harus dilakukan saat perjamuran tengah berlangsung?
4.       Apa solusi agar roti (makanan) tidak mudah kadaluarsa (basi)?


1.3       Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan kami dalam membuat makalh ini adalah sebagai berikut :
  1. Mengetahui ciri-ciri roti yang kadaluarsa, solusi serta cara mencegah timbulnya penyakit akibat mengonsumsi roti tak layak konsumsi lagi.
  2. Mengetahui informasi melalui penelitian yang terncana dan sistematis.
  3. Mengetahui cara melakukan penelitian dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah yang sistematis.
4.        Membantu masyarakat mengenali tanda-tanda makanan (terutama roti) yang telah kadaluasa.

1.4      Manfaat Penelitian

1.       Dapat melakukan pendekatan belajar dengan ilmu sains. => Bagi si peneliti.
2.       Mendapatkan informasi-informasi yang kami masih belum ketahui sebelumnya. => Manfaat bagi si peneliti.
3.       Mengatahui cirri-ciri makanan (terutama roti) yang telah kadaluarsa => Bagi si peneliti dan masyarakat.
4.       Mengetahui cara dan langkah metode ilmiah (penelitian) yang baik dan bear. => Bagi si peneliti.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Landasan Teori

      Roti merupakan salah satu bentuk makanan pokok yang cukup diminati masyarakat Indonesia. Sebagai contoh roti tawar ataupun sejenis roti basah yang seringdikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal diwilayah perkotaan. Umumnya mereka memiliki roti karena roti dapat dijadikan makanan alternatif pengganti nasi. Selain itu roti merupakan makanan instan yang siap saji (Rachel Ray, 2004).

Secara garis besar produk bakery bisa dikelompokkan menjadi kelompok roti dan kelompok biskuit. Produk roti mempunyai struktur berongga-ronga dan dikembangkan dengan ragi roti dan produk akhirnya bersifat plastis, elastis karena kadar air tinggi. Produk biskuit terdiri dari berbagai bentuk dan mempunyai struktur lebih padat dengan tektur mulai dari rapuh atau renyah sampai relatif keras, serta kadar airnya rendah sehingga lebih awet dari pada roti (Anonim,2006).

Selain kedua kelompok bakery tersebut ada jenis lain yaitu cake, yang merupakan produk hasil pemanggangan yang dikembangkan dengan pengembang kimia. Sel-sel udara yang terbentuk dihasilkan dengan cara pengocokan (terutama putih telur) yang menyebabkan udara terperangkapdalam adonan, serta adanya pembentukan gas dari bahan pengembang danterbentuk uap air pada waktu pemanggangan (Anonim, 2004).

Produk lain yang dibuat dari terigu adalah donat. Produk ini berbeda dengan produk-produk bakery lainnya karena pada tahap akhir proses pembuatannya tidak dipanggang, melainkan digoreng. Donat mengembangkarena ragi roti, juga akibat terbentuknya gas dari bahan pengembang dan uapair pada waktu penggorengan (Anonim5, 2009).

Berdasarkan formulasi adonan roti dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu adonan roti manis, roti tawar dan adonan soft rolls. Adonan roti manis dalah adonan yang dibuat dari formulasi yang banyak menggunakan gula, lemak dan telur. Adonan roti tawar adalah adonan roti yang mengunakan sedikit tanpa gula, susu skim dan lemak. Sedangkan adonan soft roll adalahadonan roti yang dibuat dari formula yang menggunakan gula dan lemak relatif lebih banyak dari adonan roti tawar (Anonim, 2000).

Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yangdigunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk bakery sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang digunakan dalam pembuatannya. Variasi produk ini diperlukan untuk memenuhi adanya variasi selera dan daya beli konsumen (Auinger-pfund, 1999).

Setiap bahan juga mempunyai karakteristik fisik, kimia dan mekanik yang berbeda, demikian juga perubahan sifat-sifat tersebut akibat pengolahan mungkin berbeda. Oleh karena itu sebelum mengetahui cara pembuatan roti, terlebih dahulu mengenal jenis bahan yang akan digunakan, fungsi dalam pembuatan roti serta sifat-sifat yang dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa memilih bahan secara ekonomis dan mengendalikan mutu produk sesuai dengan keinginan (Buckle, 1985).


Pembusukan atau dekomposisi merupakan salah satu perubahan secara kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh decomposer (termasuk semut, belatung, bakteri  dan jamur).


            Suatu jenis regenerasi baru growth substance sinteisis yang disebut morfaktin telah ditemukan dan diaplikasikan untuk mencegah kehilangan berat secara fisiologi pada pasca panen, kerusakan karena kapang, pemecahan klorofil serta hilangnya kerenyahan buah. Scott Dkk(1982) melaporkan bahwa terjadinya browing, kehilangan berat dan pembusukan buah leci dapat dikurangi bila buah-buahan tersebut direndam dalam larutan binomial hangat (0.05%520C) selama 2 menit segara diikuti dengan pemanasan PVC(PoliVenil Klorida) dengan Ketebalan 0.001 mm.

               makanan-serta-permasalahannya/

            Pembusukan makanan adalah rusaknya nilai gizi, tekstur, serta rasa dari makanan sehingga tidak layak dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan.


Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau TBC, mudah tersebar melalui bahan makanan.

Sumber : http://lilyayu3.blogspot.com/2012/09/bakteri-perusak-makanan.html




2.2 Perumusan Hipotesis

             ( Hipotesis nol )         : Ketidak adanya pengaruh suhu, kelembapan udara,
                                                          Penjamuran terhadap pembusukan pada roti.
             ( Hipotesis Alternatif ): Adanya pengaruh suhu, kelembapan udara, penjamuran
                                                          Terhadap pembusukan pada roti.




















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Variabel Penelitian

            Variabel Bebas             : Suhu, Kelembapan Udara, Penjamuran.
            Variable Terikat            : Roti.
            Veriabel Kontrol           : Mikroorganisme.
            Variabel Pengganggu  : Organisme/Individu.

3.2  Rancangan Penelitian

            Perlakuan 1 : Ditempat lembab(Dikamar Mandi).
            Perlakuan 2 : Ditempat panas(Terkena sinar matahari).
            Perlakuan 3 : Didalam lemari(Tempat terbuka), yang masih didalam pelastik.
            Perlakuan 4 : Didalam kulkas(Freezer).

3.3  Sasaran Penelitian

            Pupulasi : Kumpulan Roti.
            Sampel   : Roti.

3.3  Lokasi dan Waktu Penelitian

            Lokasi : Mega Asri 2 Blok E2 No.40
            Waktu : Hari Selasa Pukul 10.15 WIB

3.4  Instrumen Alat dan Bahan

Alat :
·         Wadah peletakan roti (piring/mangkuk)
·         Tempat peletakan bahan (sesuai dengan perlakuan masing-masing, misalnya di kulkas, di terik matahari, di tempat basah (kamar mandi), dll).
Bahan :
·         Roti 1 bungkus (sisanya bias dimakan)

3.6  Prosedur Kerja

1.       Menyiapkan semua bahan-bahan dan alat yang diperlukan.
2.       Meletakan sempel pada wadah yang telah ditentukan.
3.       Menfoto sempel,bahan, alat, dan bukti kehadiran semua anggota keompok.
4.        Meletakan sempel sesuai perlakuan-perlakuan masing-masing yang berbeda-beda.
5.       Melihat(mencatat) perubahan-perubahan yang terjadi dengan sempel dalam jangka waktu 4 hari.


3.7  Rencana Analisis Data  

Perlakuan
Ciri Yang Diamati
Pengamatan per-Hari
Hari 1
Hari 2
Hari 3
 Hari 4
Perlakuan 1



1. Tekstur
-Tekstur roti masih bagus

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.

- Tekstur roti mulai lembek (terisi air).

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
 -Tekstur roti mulai lembek (terisi air).

-Bentuk roti mulai tidak utuh.

-Mulai terjadi penjamuran.

-Warna mulai memutih.
 -Tekstur roti sudah Sengat lembut.

-Bentuk roti sudah tidak beraturan, karena terisi air.

-Penjamuran hamper menjalar keseluruh bagian roti.

-Warna sudah benar-benar putih.

2. Bentuk

3. Penjamuaran

4. Warna
Perlakuan 2



1. Tekstur
 -Tekstur roti masih bagus

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
- Tekstur roti mulai kering.

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
 - Tekstur roti mulai mengering.

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
 - Tekstur roti sudah mengering.

-Bentuk roti mulai mengecil.

-Mulai terjadi penjamuran.

-Warna mulai menjadi putih.

2. Bentuk

3. Penjamuaran

4. Warna
Perlakuan 3



1. Tekstur
- Tekstur roti masih bagus

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
 - Tekstur roti masih bagus.

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
 - Tekstur roti mulai lembut dan sedikit lembek.

-Bentuk roti masih utuh.

-Mulai terjadi penjamuran.

-Warna sudah mulai berubah orange.
 - Tekstur roti lembut dan sedikit lembek.

-Bentuk roti masih utuh.

-Hampir semua bagian roti mengalamai penjamuran.

-Warna mulai berubah orange kehijau-hijauan.

2. Bentuk

3. Penjamuaran

4. Warna
Perlakuan 4



1. Tekstur
 -Tekstur roti masih bagus

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
 - Tekstur roti mulai mengeras.

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
 - Tekstur roti mengeras.

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna mulai putih.
 - Tekstur roti mengeras.

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna mulai putih.

2. Bentuk

3. Penjamuaran

4. Warna




















BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN


4.1  Interprestasi Data

Hari Pertama :
·         Perlakuan 1 (di keadaan lembap/di kamar mandi)
Warna             : Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran     : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk            : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur            : bagian atas roti mengering dan di bawahnya tidak mengalami 
                          Perubahan.

·         Perlakuan 2 (ditempat panas/terkena terik matahari)
Warna             : Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran     : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Bentuknya mengecil.
Tekstur                        : Roti mongering di seluruh bagian.

·         Perlakuan 3 (di dalam lemari/tempat terbuka)
Warna                         : Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran    : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Bentuknya mengecil.
Tekstur                        : Roti mongering di seluruh bagian.

·         Perlakuan 4 (di kulkas/Freezer)
Warna                         : Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran    : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Bentuknya tetap/tidak mengalami perubahan.
Tekstur                        : Roti tidak mengalami perubahan/tetap lembut.
Waktu penelitian : 18.00 WIB Rabu, 17 September 2014.

Hari Kedua :
·         Perlakuan 1 (di keadaan lembap/di kamar mandi)
Warna                         : Agak menguning(Terjadi perubahan).
Penjamuran    : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Mengecil(Terjadi perubahan)
Tekstur                        : Roti menjadi kering.

·         Perlakuan 2 (ditempat panas/terkena terik matahari)
Warna                         : Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran   : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Semakin mengecil.
Tekstur                        : Mengering.

·         Perlakuan 3 (didalam lemari/tempat terbuka)
Warna                         : Agak menguning dan kehijau-hijauan.
Penjamuran     : Roti belum mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur                        : Masih lembut(tidak mengalami perubahan).

·         Perlakuan 4 (di kulkas/Freezer)
Warna            : Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran    : Roti belum mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur                        : Roti tetap lembut(tidak mengalami perubahan).
Waktu penelitian       : 17.50 WIB Kamis, 18 September 2014.

Hari Ketiga :
·         Perlakuan 1 (di keadaan lembap/di kamar mandi)
Warna                         : Agak menguning(Terjadi perubahan).
Penjamuran    : Roti belum mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : semakin mengecil(Terjadi perubahan)
Tekstur            : Roti menjadi kering.

·         Perlakuan 2 (ditempat panas/terkena terik matahari)
Warna                         : Putih (terjadi perubahan warna)
Penjamuran     : Roti belum mengalami penjamuran (tumbuh jamur).
Bentuk                        : Semakin mengecil(Terjadi perubahan)
Tekstur                        : Roti menjadi kering.

·         Perlakuan 3 (didalam lemari/tempat terbuka)
Warna             : Agak menguning dan kehijau-hijauan.
Penjamuran   : Mulai mengalami penjamuran.
Bentuk            : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur            : Masih lembut(tidak mengalami perubahan).

·         Perlakuan 4 (di kulkas/Freezer)
Warna                         : Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran     : Roti belum mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur                        : Roti tetap lembut(tidak mengalami perubahan), dan pinggiran roti
                          Membeku.
Waktu penelitian       : 18.05 WIB Jum’at, 19 September 2014.


Hari Keempat :
·         Perlakuan 1 (di keadaan lembap/di kamar mandi)
Warna            : Agak menguning(Terjadi perubahan).
Penjamuran     : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Semakin mengecil(Terjadi perubahan)
Tekstur                        : Roti menjadi kering.

·         Perlakuan 2 (ditempat panas/terkena terik matahari)
Warna                         : Semakin putih (terjadi perubahan warna)/ seperti kerupuk.
Penjamuran     : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Semakin mengecil(Terjadi perubahan)
Tekstur                        : Roti menjadi kering.

·         Perlakuan 3 (didalam lemari/tempat terbuka)
Warna                         : Mulai berubah menjadi orange.
Penjamuran     : Sudah hampir setengah bagian roti mengalami penjamuran.
Bentuk                        : Agak mengecil.
Tekstur                        : Mengeras (terjadi perubahan).

·         Perlakuan 4 (di kulkas/Freezer)
Warna                         : Masih putih(tidak mengalami perubahan).
Penjamuran   : Roti tidak mengalami penjamuran(tumbuh jamur).
Bentuk                        : Tidak mengalami perubahan bentuk.
Tekstur                        : Roti tetap lembut(tidak mengalami perubahan), dan pinggiran roti
                          Membeku.
Waktu penelitian       : 17.55 WIB Sabtu, 18 September 2014.


Perlakuan
Ciri Yang Diamati
Pengamatan per-Hari
Hari 1
Hari 2
Hari 3
 Hari 4
Perlakuan 1



1. Tekstur
-Bagian atas roti mongering dengan bagian bawah tidak mengalami perubahan.

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.

- Tekstur roti mengering.

-Bentuk roti mengecil.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warnanya agak kekunig-kuningan.
 -Tekstur roti semakin kering.

-Bentuk roti semakin mengecil.

-Mulai terjadi penjamuran.

-Warna semakin menguning.
 -Tekstur roti sudah Sengat lembut.

-Bentuk roti sudah tidak beraturan, karena terisi air.

-Penjamuran hamper menjalar keseluruh bagian roti.

-Warna sudah benar-benar putih.

2. Bentuk

3. Penjamuaran

4. Warna
Perlakuan 2



1. Tekstur
 -Roti mengering di seluruh bagian.

-Bentuk roti mengecil.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
- Tekstur roti mengering.

-Bentuk roti semakin kecil.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
- Tekstur roti mengering.

-Bentuk roti semakin kecil.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna menjadi sangat putih.
 - Tekstur roti sudah mengering.

-Bentuk roti mulai mengecil.

-Mulai terjadi penjamuran.

-Warna mulai menjadi putih.

2. Bentuk

3. Penjamuaran

4. Warna
Perlakuan 3



1. Tekstur
-Roti mengering di seluruh bagian.

-Bentuk roti mengecil.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
 - Tekstur roti masih bagus.

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warnanya agak menguning dan kehijau-hijauan.
 - Tekstur roti mulai lembut dan sedikit lembek.

-Bentuk roti masih utuh.

-Mulai terjadi penjamuran.

-Warna sudah mulai berubah orange dan kehijau-hijauan.
 - Tekstur roti lembut dan sedikit lembek.

-Bentuk roti masih utuh.

-Hampir semua bagian roti mengalamai penjamuran.

-Warna mulai berubah orange kehijau-hijauan.

2. Bentuk

3. Penjamuaran

4. Warna
Perlakuan 4



1. Tekstur
 -Tekstur roti masih bagus

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
-Tekstur roti masih bagus

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
-Tekstur roti masih bagus

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.
 -Tekstur roti masih bagus

-Bentuk roti masih utuh.

-Belum terjadi penjamuran.

-Warna masih putih vanilla.

2. Bentuk

3. Penjamuaran

4. Warna



4.2  Pembahasan

            Dari hasil penelitian yang dapat kita lihat bersama, bahwa dapat kita bahas dan sekaligus simpulkan ialah dari apa yang selama ini kita pikirkan(logika) dengan kenyataannya sedikit berbeda misalnya saja jika kita perhitungkan(logika) pastinnya roti yang dalam keadaan lembap akan sangat cepat tumbuhnya jamur, namun, itu tidak sepunuhnya benar yaitu ketika keadaan di seita rotinya terlalu lembap(hamper semuanya basah) maka pembusukan malah akan tertahan(lambat).






























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan

Roti yang disimpan pada kulkas akan lebih tahan lama. Sedangkan penyimpanan roti pada tempat penyimpanan yang terbuka, umur roti tidak akan terlalu bertahan lama. Roti akan bertahan lama jika roti disimpan dalam plastic (perlakuan 3).

Apabila roti yang disimpan tidak dalam keadaan kering atau lembab, maka roti akan lebih cepat berjamur dan tidak layak konsumsi lagi dalam jangka waktu yang lebih cepat. Namun proses penjamuran akan terjadi lebih lamban apabila roti yang lembab disimpan dalam kulkas. Akan tetapi roti tersebut tetap tidak layak konsumsi, karena air yang membuat roti lembab membuat rasa pada roti cepat berubah menjadi apak kemudian asam.

5.2  Saran

Berkenaan dengan cepatnya umur roti berakhir, sedangkan roti adalah alternatif pemenuhan karbohidrat selain nasi, maka diperlukan untuk mengetahui cara mencegah penjamuran pada roti berlangsung secepat biasanya dan mengetahui ciri-ciri pembusukan roti.

Ketahuilah bahwa ciri-ciri roti yang layak konsumsi adalah sebagai berikut :
·                     Memiliki warna yang bersih seputih susu dengan sedikit warna vanilla.
·                     Berbau seperti campuran susu dan margarine.
·                     Memiliki tekstur yang lembut dan tidak keras.
·                     Tidak berjamur pada permukaan roti.
·                     Memiliki bentuk yang ideal.
·                     Rasanya tidak asam.
·                     Berbau roti.

Berikut adalah cara mencegah penjamuran pada roti :
·                     Simpan roti dalam kulkas atau lemari pendingin.
·                     Jika ingin umur roti lebih lama lagi, letakkan roti di dalam plastik atau wadah
Tertutup yang lain.
·                     Simpan roti dalam keadaan kering, tidak basah dan tidak lembab.
·                     Belilah roti yang baru keluar dari oven.

Berikut adalah saran apabila roti telah berjamur, antara lain :
·                     Jangan membeli roti tersebut.
·                     Jangan mencoba mengolah lagi roti yang sudah tidak layak konsumsi kemudian
Dimakan Lagi.
·                     Membuang roti tersebut.




































DAFTAR PUSTAKA


http://lilyayu3.blogspot.com/2012/09/bakteri-perusak-makanan.html
































Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Translate

Popular Post

My Blog List

About

KOK-BISA adalah sebuah blog pribadi yang dibuat guna men-share informasi-informasi dan link-link download guna melancarkan dan turut andil dalam dunia global saat ini. Blog ini juga berhubungan dengan berbagai website, blog dan youtuber lainny yang turut andil dalam mendapatkan informasi dan link download tersebut.

Pages - Menu

- Copyright © 2013 KOK-BISA? -Sao v2- Powered by Blogger - Designed by mbayu35 -